Antara Sekolah, Rumah dan HP.
Alhamdulillah, segala pujian kebaikan hanya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala. Sholawat dan salam untuk rosul shollallohu 'alaihi wa sallama.
Tujuan dihadirkannya sekolah/pondok adalah sebagai salah satu tempat belajar, tempat untuk menuntut ilmu bagi siapapun yang ada di dalamnya. Sekolah/pondok hanya SEKEDAR MEMBANTU siapa saja yang ingin belajar bersamanya.
1. Membantu mereka para orang tua MENDAMPINGI BELAJAR anak-anaknya,
2. membantu para murid untuk PENDAMPINGAN BELAJAR nya,
3. membantu para paman/bibi untuk MENDAMPINGI BELAJAR keponakannya,
4. membantu para kakak untuk MENDAMPINGI BELAJAR adik-adiknya,
5. membantu para kakek/nenek untuk MENDAMPINGI BELAJAR cucu-cucunya.
Ya, sekolah/pondok SEKEDAR "PEMBANTU", SEKEDAR "PENDAMPING", atau SEKEDAR "PELAYAN", yang melayani semaksimal, sebaik dan semampu yang mereka bisa.
Tanggung jawab pendidikan anak, HARUS DITANGANI LANGSUNG oleh kedua orang tua. Para pendidik yang mendidik anak di sekolah-sekolah, hanyalah PARTNER bagi orang tua dalam proses pendidikan anak.
Orang tua yang berusaha keras mendidik anaknya dalam lingkungan ketaatan kepada Alloh, maka pendidikan yang diberikannya tersebut merupakan pemberian yang berharga bagi sang anak, meski terkadang hal itu jarang disadari.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Untuk menambah wawasan, kita bisa juga membaca di :
Diantara pihak sekolah yang dimaksud bisa berupa :
1. sistem atau budaya sekolah yang digunakan,
2. kepala sekolah yang menjadi pimpinannya,
3. guru yang mengajar di kelas,
4. tenaga kependidikan yang lain,
Inilah pihak-pihak yang menjadi PARTNER orang tua dalam menjalankan roda pendidikan DI SEKOLAH dengan segala ketentuannya.
Adapun pihak rumah yang dimaksud diantaranya :
1. bapak dan ibu,
2. kakak dan adik,
3. kakek dan nenek,
4. paman dan bibi,
5. teman bermain di lingkungan rumah,
6. dan pihak lainnya.
Merekalah pihak-pihak yang menjalankan roda pendidikan DI RUMAH dengan segala ketentuannya, yang UTAMA dan PERTAMA adalah bapak dan ibu.
Apapun yang anak-anak dapatkan di rumah, akan mereka bawa ke sekolah, pun pula apa yang mereka dapatkan di sekolah akan mereka bawa ke rumah.
Masa belajar di sekolah kisaran 5-7 jam, sedang masa belajar di rumah kisaran 17-19 jam.
Dilihat dari kisaran waktu/masa belajar, maka di rumah adalah waktu yang sangat luas dan lama untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) mereka.
1. Kurikulum apakah yang mereka gunakan di rumah ?
2. Sistem yang bagaimana yang mereka terapkan di rumah ?
3. Bagaimana kompetensi guru (orang tua dkk di rumah) ?
4. Dan persiapan lainnya untuk kebutuhan terlaksanaknya sebuah kegiatan belajar mengajar, baik yang disadari atau tidak.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dimaksud, bisa proses belajar untuk mendapatkan kebaikan, atau juga sebaliknya proses belajar untuk mendapatkan keburukan.
Maka, POTENSI ANAK UNTUK MENDAPATKAN KEBAIKAN ATAU KEBURUKAN, tempat yang paling maksimal adalah DI RUMAH. Jika anak baik, potensi besarnya mendapatkan dari rumah, pun pula sebaliknya, jika ada yang tidak baik, besar kemungkinan potensi yang didapat adalah dari rumah.
Mengenai penggunakan HP di area sekolah, kebijakan di sekolah/pondok, bisa berbeda-beda, ada yang mengijinkan, ada juga yang melarangnya.
Adapun di tempat kami termasuk yang melarang penggunaan HP selama di sekolah. Adapun di rumah, maka kembali kepada kebijakan di rumah.
Hubungan yang baik, kerjasama yang baik, haruslah dibangun antara pihak sekolah dan pihak rumah.
1. Jika, anak kita berada pada sekolah/pondok yang memang melarang anak untuk dekat dengan HP, maka sebaiknya, pihak rumah bisa gayung bersambut.
2. Jika, anak kita berada pada sekolah/pondok yang mengijinkan menggunakan HP, itupun perlu pengawasan dan pendampingan.
Sebagai orang tua, akan salah jika melepas anak dengan HP begitu saja. Orang tua yang membebaskan anaknya berinterksi dengan HP, maka DI SITULAH sang anak akan mendapatkan banyak materi, banyak pendidikan, banyak asupan pelajaran di kepala mereka, baik pelajaran baik atau buruk, kemudian mereka bawa ke sekolah/pondok dan mereka akan melakukan apa yang mereka dapat dari HP. Ya, dari HP, guru yang mereka kagumi dan mereka taati.
Jika HP sudah menjadi gurunya, jika HP sudah menjadi PENGGANTI orang tuanya, jika HP sudah menjadi kecondongan hatinya, maka inilah musibah besar dimulai.
Sebelum menggunakan HP, sebagai seorang beriman, mari kita timbang-timbang dulu, jika kita/anak kita menggunakan HP, mana yang lebih besar, manfaat atau madhorotnya ?
Jika dirasa ada manfaat, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah manfaat untuk akhirat saja, dunia dan akhirat, atau malah dunia saja ?
Jika dirasa ada madhorot, maka bagaimana seorang beriman bersikap, jika melihat suatu yang mendatangak madhorot untuk dirinya, bahkan madhorot yang besar.
Maka, bapak ibu sekalian, sekali lagi, hendaknya antara pihak rumah dan sekolah bisa saling sinergi dalam penjagaan anak-anak kita dan bukan menyerahkan pada salah satu pihak saja.
Wallohu a'lam.
Semoga Alloh mengampuni segala kekurangan.
-DSQ-
Ahad, 16 Robiul Awal 1445 H/01 Oktober 2023 M.
0 Komentar