PENJAGAAN DENGAN PENDIDIKAN
Alloh Ta'ala telah berwasiat kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menjaga diri dan keluarga mereka dari api Neraka. Alloh berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim : 6).
Penjelasan :
1. Alloh Ta'ala telah berwasiat kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menjaga diri dan keluarga mereka dari api Neraka. Wasiat adalah perintah yang ditekankan. Jadi bukan hanya sekedar perintah, namun perintah yang ditekankan.
2. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim : 6). Ayat ini disampaikan hanya kepada orang yang beriman. Dengan demikian orang yang beriman akan sami'na wa atho'na dengan apa yang akan disampaikan oleh Sang Pemberi Wasiat. Jika tidak sami'na wa atho'na, tidak mau dengar dan tidak mau taat atau mau dengar namun tidak mau taat, maka orang tersebut dipertanyakan keimanannya. Yang memberi wasiat adalah Alloh, Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sedang yang diberi wasiat adalah orang-orang yang beriman, otomatis isi dari wasiat ini sangat berbobot dan mengandung segala kebaikan serta mengandung yang setiap manusia mencarinya. Apakah isi wasiat tersebut ? Perhatikan juga urutannya :
1) Perliharalah dirimu (suami). Di sini yang utama dan pertama adalah menjaga diri kita pribadi dari api Neraka dengan cara mentaati semua perintah Alloh dan menjauhi segala larangannya. Dan untuk ini butuh ilmu, butuh belajar.
2) Di samping kita berjuang terus memelihara, menjaga diri kita dari api Neraka, Alloh juga memerintahkan kita untuk menjaga keluarga kita. Maka, sadarilah akan hal ini. Jadikan amalan "penjagaan" ini menjadi amalan yang penting untuk kita. Jika kita sudah menganggap penting amalan "penjagaan" ini maka, kita akan mengorbankan apa saja demi mendapatkan sesuatu yang sudah kita anggap penting tadi.
3. Neraka itu bahan bakarnya manusia dan batu. Semoga Alloh menyelamatkan kita dan tidak menjadikan kita termasuk golongan yang menjadi bahan bakarnya Neraka. Aamiin.
******************************************
Memelihara atau menjaga keluarga dari api Neraka mengharuskan seseorang melakukan pendidikan dan pengajaran terhadap mereka. Dimulai dengan menanamkan aqidah yang benar, kemudian membiasakan mereka melakukan ketaatan, menjaga sholat, berakhlak mulia dan seterusnya. Tanpa melakukan hal tersebut, berarti dia telah melalaikan wasiat Alloh dan menyia-nyiakan amanat yang Alloh titipkan padanya, dimana amanat tersebut kelak akan diminta pertanggungjawabannya oleh Alloh. Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallama bersabda :
"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan diminta pertanggungjawabannya tentang orang-orang yang dipimpinnya... " (HR. Al Bukhori dan Muslim)
Penjelasan:
1. Memelihara atau menjaga keluarga dari api Neraka mengharuskan seseorang melakukan pendidikan dan pengajaran terhadap mereka. Bagaimana mereka akan menjaga keluarganya dari Neraka jika tidak mengetahui bagaimana caranya untuk menjaga dirina dan keluarganya dari Neraka. Ya, mengetahui caranya di sini adalah kuncinya. Dan untuk mengetahui caranya, seorang manusia harus belajar, menuntut ilmu alias melakukan pendidikan dan pembelajaran, baik kepada dirinya maupun kepada keluarganya. Namun yang diingat, pendidikan di sini bukan asal pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang mengantarkannya beriman secara baik kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala.
2. Yaitu dimulai dengan menanamkan aqidah yang benar, kemudian membiasakan mereka melakukan ketaatan, menjaga sholat, berakhlak mulia dan seterusnya. Bagaimana dengan kita ?
-> Sudahkah pembelajaran aqidah yang benar termasuk sesuatu yang penting bahkan terpenting untuk kita ?
-> Sudahkah kita berjuang untuk melakukan ketaatan kepada perintah Alloh tuhan kita ?
-> Apa kabarnya dengan sholat kita ?
-> Sudahkah kita berjuang untuk berakhlak mulia ? Dalam bab ini, sadarilah akhlak yang baik adalah baik menurut Alloh dan Rosul-Nya. Sebagaimana akhlak buruk adalah buruk menurut Alloh dan Rosul-Nya. Bukan hanya penilaian manusia semata.
3. Tanpa melakukan hal tersebut, berarti dia telah melalaikan wasiat Alloh dan menyia-nyiakan amanat yang Alloh titipkan padanya, dimana amanat tersebut kelak akan diminta pertanggungjawabannya oleh Alloh. Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallama bersabda :
"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan diminta pertanggungjawabannya tentang orang-orang yang dipimpinnya... " (HR. Al Bukhori dan Muslim). Semoga Alloh memudahkan kita untuk menjalani wasiat ini.
Denny Setiawan
29 Muharrom 1444 H / 27 Agustus 2022 M
Fiqih Tarbiyyah al Abna` wa Thoifatun min Nashoihi al Athibba`, karya Syaikh Mustofa Al Adawi. Penerbit : Dar ibnu Rojab.
Edisi terjemah Indonesia, berjudul Anakku! Sudah tepatkah pendidikannya. Penerbit Tim Pustaka Ibnu Katsir halaman xiii (pengantar penerbit)
0 Komentar