ADAB ORANG TUA TERHADAP GURU ADALAH
KUNCI KEBERKAHAN ILMU SANG ANAK
Naudzubillah, tsumma naudzubillah..
Semoga Allah melindungi kita, anak-anak kita
dan keluarga kita dari perbuatan tidak menghormati guru.
Masih teringat di benak kita beberapa waktu
lalu tersiar berita orang tua siswa yang melaporkan guru sang anak ke polisi
lantaran si anak ditegur karena tidak menaati peraturan. Lalu berita lainnya
mengabarkan salah satu orang tua siswa yang tega menganiaya guru sang anak
lantaran kesal sebab Handphone si anak ‘disita’ guru saat sedang belajar.
Peristiwa tersebut tentunya sangat miris dan
cukup membuat hati terenyuh. Betapa tidak, guru yang seyogyanya dijaga martabat
dan kehormatannya tapi malah diperlakukan bak penjahat kriminal.
Ayah bunda… tidak kah kita ingat dengan kisah
Khalifah Harun Ar-Rasyid terhadap guru anak Sang khalifah?
Dikisahkan, suatu saat beliau mengirim salah
satu putranya kepada Imam al-Ashma’i, salah satu imam dalam ilmu nahwu untuk
belajar ilmu dan adab. Ketika mengunjungi putranya, Khalifah menyaksikan
al-Ashma’i sedang berwudhu dan membasuh kaki beliau sedangkan putranya
menuangkan air ke kaki sang guru. Melihat hal itu, Khalifah pun tidak menerima
dan mengatakan kepada Imam al-Ashma’i, ”Sesungguhnya aku mengirim putraku
pedamu agar engkau mengajarkan adab kepadanya. Kenapa engkau tidak
memerintahkannya untuk menuangkan air dengan salah satu tangannya sedangkan
tangan lainnya membersihkan kakimu?”
Ini menunjukkan betapa terhormatnya guru atau
orang yang berilmu. Sampai-sampai sekelas khalifah atau kepala negara
masa itu harus mendatanginya untuk mendapatkan ilmu serta menasihati
anak-anaknya untuk belajar dan menghormati guru. Sebagai orangtua, Harun
Ar-Rasyid mempercayakan pendidikan anaknya kepada guru. Biaya yang dikeluarkan
oleh beliau juga tak sedikit untuk memuliakan guru. Terlebih, guru juga diberi
wewenang untuk mendidik anaknya sebagaimana anak-anak lain, tanpa harus sungkan
karena mendidik anak khalifah.
Contoh lain dari betapa adab orang tua
terhadap guru sang anak memberikan dampak terhadap keberkahan ilmu anak adalah
saat orang tua dari Sultan Muhammad Al-Fatih menyerahkan putranya kepada salah
seorang ulama untuk dididik olehnya, Ayah Muhammad Al Fatih menyerahkan
seutuhnya pendidikan tersebut kepada sang guru. Bahkan sang Ayah tidak sungkan
untuk meminta guru Al Fatih untuk memukul Al Fatih kecil jika melakukan
kesalahan atau tidak menurut saat diajarinya.
Ini adalah bentuk kepasrahan orang tua
terhadap guru dalam mendidik anak, mempercayakan pendidikan anak kepada guru,
selagi guru itu takut kepada Allah.
Ayah bunda, keberkahan ilmu anak bukan hanya
ditentukan oleh penghormatan anak terhadap gurunya dan penghormatan kepada
sumber ilmu. Tapi adab orang tua kepada guru sang anak juga sangat menentukan
keberkahan ilmu sang anak sendiri.
Suatu renungan bagi kita para orang tua,
ketika mendapati anak-anak kita mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Bisa
jadi kesulitan tersebut bukan karena ketidak mampuan anak-anak kita dalam hal
belajar. Tapi ada sikap atau adab kita sebagai orang tua terhadap guru anak
kita yang menutup cahaya keberkahan ilmu anak kita.
Semoga kita sebagai orang tua bisa menjaga
adab anak-anak dan adab orang tua sendiri terhadap gurunya, jangan sampai
gara-gara adab orang tua buruk, sedangkan adab anak sudah baik, maka si anak
menjadi siswa yang ilmunya tidak barokah karena ketidak Ridhoan guru. Dan
semoga karena orang tua dan anak telah menjaga adab kepada guru anaknya membuat
kita semua dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Sumber : https://qatrunnada.sch.id/2021/05/31/adab-orang-tua-terhadap-guru-adalah-kunci-keberkahan-ilmu-sang-anak/
0 Komentar